eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Eksklusif EMR: Konektivitas Terdiferensiasi Meledak, Layanan Berbasis 5G SA Network Slicing Resmi Jadi Tren Global!

Eksklusif EMR: Konektivitas Terdiferensiasi Meledak, Layanan Berbasis 5G SA Network Slicing Resmi Jadi Tren Global! - Ericsson Mobility Report (EMR) edisi November 2025 merilis data mengejutkan yang menandai evolusi besar dalam industri telekomunikasi global. 

Laporan tersebut menegaskan bahwa model layanan konektivitas yang terdiferensiasi, yang didukung oleh teknologi 5G Standalone (5G SA) Network Slicing, kini bukan lagi sekadar konsep, melainkan telah menjadi tren komersial yang meledak popularitasnya.

Eksklusif EMR: Konektivitas Terdiferensiasi Meledak, Layanan Berbasis 5G SA Network Slicing Resmi Jadi Tren Global!


Pertumbuhan adopsi 5G SA yang pesat telah memungkinkan operator meninggalkan paket data berbasis volume lama, beralih ke layanan berbasis nilai yang lebih spesifik.

Lonjakan Adopsi 5G SA dan Network Slicing

Data EMR November 2025 menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam lanskap jaringan global:

  • Penyebaran 5G SA: Lebih dari 90 operator telekomunikasi kini telah meluncurkan atau memulai peluncuran jaringan 5G Standalone (5G SA)—peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya.
  • Konektivitas Terdiferensiasi: EMR mengidentifikasi 118 kasus di 56 operator di mana network slicing digunakan untuk menyediakan layanan konektivitas khusus.
  • Komersialisasi Meledak: Sebanyak 65 kasus di 33 operator (CSP) telah melewati tahap proof of concept dan kini menjadi layanan komersial (paket berlangganan atau add-on) bagi pelanggan.
  • Tren Tahun 2025: Hampir sepertiga dari total penawaran komersial tersebut (21 penawaran) diluncurkan hanya pada tahun 2025 saja, menunjukkan kecepatan adopsi yang luar biasa.

Erik Ekudden, Chief Technology Officer Ericsson, menyatakan, “Kami melihat bahwa penyedia layanan telekomunikasi di seluruh dunia semakin siap untuk mengadopsi dan menerapkan 5G SA guna menghadirkan konektivitas yang terdiferensiasi berdasarkan layanan berbasis nilai, bukan sekadar paket berbasis volume data. Tren tersebut akan terus berlanjut.”

Indonesia dan Ketersediaan Spektrum yang Mendesak

Di tengah euforia global ini, Ericsson juga menyoroti pentingnya peran teknologi ini bagi Indonesia.

Daniel Ode, President Director Ericsson Indonesia, Singapura, Filipina, dan Brunei, menekankan, “EMR kali ini menekankan bagaimana konektivitas yang terdiferensiasi, yang dimungkinkan oleh 5G SA dan network slicing, akan berperan penting ketika operator telekomunikasi menghadirkan pengalaman digital yang lebih bermakna bagi industri dan masyarakat... Namun, ketersediaan spektrum yang cukup dengan harga yang terjangkau tetap menjadi faktor penting.”

Proyeksi Masa Depan: 6,4 Miliar Langganan 5G dan Debut 6G

Laporan EMR terbaru mencakup proyeksi hingga akhir tahun 2031, memberikan gambaran mengejutkan tentang masa depan konektivitas:

  • Dominasi 5G: Diperkirakan akan ada 6,4 miliar langganan 5G pada akhir 2031—mewakili dua pertiga dari total langganan seluler. Sekitar 65% (4,1 miliar) dari langganan tersebut akan berbasis 5G SA.
  • Akses FWA Meluas: Sekitar 1,4 miliar orang diperkirakan akan mendapatkan layanan Fixed Wireless Access (FWA) broadband hingga akhir 2031, dengan 90 persen di antaranya melalui 5G.
  • Trafik Data Melonjak: Trafik data jaringan seluler meningkat 20% dari Q3 2024 hingga Q3 2025. Jaringan 5G diperkirakan akan menangani 83% dari seluruh trafik data seluler pada tahun 2031.

Debut 6G di Tahun 2031?

EMR November 2025 juga mencakup perkiraan peluncuran awal layanan komersial teknologi 6G.

Para peneliti memperkirakan bahwa peluncuran komersial pertama akan dipimpin oleh pasar maju (AS, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok). Langganan 6G global diperkirakan mencapai 180 juta pada akhir 2031, meskipun peluncuran komersial 6G di Eropa diperkirakan akan berlangsung sekitar satu tahun lebih lambat karena penerapan 5G SA yang relatif lambat di kawasan tersebut.

Intinya, laporan ini menegaskan bahwa 5G SA kini menjadi fondasi yang membuka peluang bisnis bernilai tinggi, memungkinkan operator beralih dari persaingan harga data mentah ke layanan premium yang disesuaikan (seperti yang dibuktikan oleh studi kasus Singtel dan Softbank).

Anda mungkin suka:Ini Perbedaan iQOO Z10R 5G vs iQOO Z10 5G, Wajib Tahu agar Tak Salah Beli!
0

Posting Komentar