eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Aplikasi Belanja Kuasai Asia Pasifik, Dorong Pertumbuhan Lewat Strategi AI dan Penargetan Cerdas

Aplikasi Belanja Kuasai Asia Pasifik, Dorong Pertumbuhan Lewat Strategi AI dan Penargetan Cerdas - Industri aplikasi belanja di kawasan Asia Pasifik tengah menunjukkan taringnya. Berdasarkan laporan Shopping App Insights 2025 yang dirilis oleh Adjust, wilayah ini mengalami pertumbuhan pesat sebesar 13% dalam instalasi dan kenaikan sesi pengguna sebesar 2% pada paruh pertama tahun 2025. Pertumbuhan ini kontras dengan tren global yang justru mengalami penurunan instalasi sebesar 14% secara tahunan (YoY).

Namun, angka tersebut tidak serta-merta menunjukkan kemunduran. Sebaliknya, peningkatan sesi secara global sebesar 2% dan naiknya reattribution share sebesar 29% menunjukkan bahwa aplikasi belanja kini lebih fokus pada keterlibatan pengguna jangka panjang daripada sekadar mengumpulkan instalasi. Hal ini menandakan pergeseran strategi besar-besaran, di mana teknologi AI dan penargetan pengguna yang lebih cerdas menjadi kunci utama dalam membangun loyalitas dan retensi.

Aplikasi Belanja Kuasai Asia Pasifik, Dorong Pertumbuhan Lewat Strategi AI dan Penargetan Cerdas


Asia Pasifik Jadi Motor Utama Pertumbuhan M-Commerce

Saat pasar-pasar matang seperti Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah mulai stagnan akibat kejenuhan dan perubahan perilaku konsumen, Asia Pasifik justru memimpin pertumbuhan sektor mobile commerce. 

Baca juga:Spesifikasi dan Harga Acer Aspire 7 Pro A715-59G 57YQ Terbaru Bertenaga Intel Core i5-13420H

April Tayson, Regional VP INSEA di Adjust, menegaskan bahwa aplikasi yang paling berhasil adalah mereka yang mampu memanfaatkan AI untuk menciptakan pengalaman pengguna yang konsisten dan relevan di setiap titik interaksi. Strategi ini tidak hanya mendorong keterlibatan, tetapi juga membangun kepercayaan jangka panjang.

Marketplace Unggul dalam Keterlibatan dan Retensi

Data Adjust menunjukkan bahwa aplikasi marketplace menjadi pemenang dalam hal keterlibatan pengguna. Meskipun hanya menyumbang 20% dari total instalasi, aplikasi jenis ini menguasai 60% dari seluruh sesi pengguna dan mencatat durasi sesi tertinggi rata-rata 10,69 menit. Sebagai perbandingan, aplikasi e-commerce lainnya hanya memiliki retensi Hari ke-1 sebesar 13%, jauh di bawah 25% retensi dari aplikasi marketplace.

Biaya Akuisisi Naik, tapi Engagement Tetap Stabil

Laporan juga mencatat bahwa biaya akuisisi pengguna (cost per install/CPI) untuk aplikasi e-commerce global mencapai $0,99 pada kuartal pertama 2025. Aplikasi belanja secara umum mencatat CPI sebesar $1,01, sedangkan marketplace relatif lebih efisien di angka $0,89. Meski biaya meningkat, tingkat klik (CTR) tetap stabil di angka 2%, menunjukkan bahwa pengguna masih responsif terhadap kampanye promosi lintas platform.

Laporan Adjust 2025 juga menyoroti pentingnya integrasi lintas platform sebagai bagian dari strategi omnichannel. Mobile web kini berfungsi sebagai titik masuk awal yang kuat untuk konversi, menjadikan transisi web-to-app yang mulus semakin penting. 

Fakta bahwa rata-rata aplikasi belanja kini bekerja sama dengan tujuh mitra iklan, naik dari enam pada 2023, menunjukkan adanya upaya diversifikasi saluran untuk menjangkau lebih banyak pengguna secara efektif.

Dengan peningkatan keterlibatan dan strategi pemasaran berbasis AI, kawasan Asia Pasifik kini menjadi pusat pertumbuhan baru bagi ekosistem aplikasi belanja global. Di tengah persaingan yang semakin ketat, hanya aplikasi yang mampu menghadirkan pengalaman personal, relevan, dan lintas platform-lah yang akan memenangkan hati pengguna.

Anda mungkin suka:Asus Vivobook S 14 S3407QA OLEDP152M, Laptop Layar OLED Murah dengan AI 45+ TOPS
Posting Komentar

Posting Komentar