Fortinet Prediksi 2026 Jadi Tahun Throughput: Kejahatan Siber Industrialisasi Penuh, Serangan Tuntas dalam Hitungan Menit - Fortinet merilis laporan mengejutkan 2026 Cyberthreat Predictions Report, yang menyoroti pergeseran fokus besar dalam ancaman dunia kejahatan siber.
Menurut FortiGuard Labs, kejahatan siber telah matang menjadi industri terorganisasi yang dibangun di atas otomatisasi dan AI. Namun pada 2026, keberhasilan penyerang maupun pertahanan tidak lagi ditentukan oleh inovasi alat baru, melainkan oleh throughput: seberapa cepat intelijen ancaman dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata.
Artinya, waktu antara intrusi dan konsekuensi akan menyusut drastis, dari hitungan hari menjadi hitungan menit. Kecepatan menjadi faktor risiko siber yang paling menentukan bagi setiap organisasi pada 2026.
Dari Inovasi ke Kecepatan: Industrialisasi Kejahatan Siber
AI, otomatisasi, dan rantai pasokan kejahatan siber yang semakin matang akan membuat intrusi siber lebih cepat dan mudah. Alih-alih menciptakan alat baru, penyerang akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyempurnakan dan mengotomatisasi teknik yang sudah terbukti berhasil:
Baca juga:Spesifikasi dan Harga Asus TUF A16 FA608UP R757J6G-HM Bertenaga AMD Hawk Point Refresh
- Agen Siber Otonom: Agen kejahatan siber otonom di dark web akan mulai menjalankan seluruh tahapan serangan dengan pengawasan manusia yang minimal.
- Ransomware Eksponensial: Afiliasi ransomware yang dulunya hanya mampu mengelola beberapa kampanye, kini akan meluncurkan puluhan kampanye secara paralel, melipatgandakan kapasitas penyerang secara eksponensial.
- Monetisasi Data Instan: Setelah data dicuri, alat AI akan menganalisisnya secara instan, memprioritaskan korban yang paling menguntungkan, dan menghasilkan pesan pemerasan yang dipersonalisasi. Data akan menjadi mata uang lebih cepat dibanding sebelumnya.
"Kejahatan siber bukan lagi aktivitas oportunistik, melainkan sebuah sistem terindustrialisasi yang beroperasi dalam kecepatan mesin. Waktu antara kompromi dan konsekuensi terus menyempit. Keamanan siber telah menjadi perlombaan antar sistem, bukan antar individu," tegas Rashish Pandey, Vice President of Marketing and Communications, APAC, Fortinet.
Prediksi Ancaman Baru dan Evolusi Pertahanan
Ekonomi gelap akan menjadi lebih terstruktur pada 2026. Layanan botnet dan penyewaan kredensial akan makin terspesialisasi berdasarkan industri dan geografi.
Di sisi pertahanan, organisasi perlu merespons dengan efisiensi yang setara, bergerak menuju apa yang FortiGuard Labs sebut sebagai machine-speed defense—suatu proses berkelanjutan yang mempersingkat waktu deteksi dan respons dari jam menjadi menit.
Strategi Pertahanan Wajib 2026:
- Continuous Threat Exposure Management (CTEM): Kerangka kerja seperti CTEM dan MITRE ATT&CK harus dimanfaatkan untuk memetakan ancaman aktif dengan cepat dan memprioritaskan perbaikan berdasarkan data nyata.
- Identitas Nonmanusia: Identitas harus menjadi fondasi operasi keamanan. Organisasi wajib mengautentikasi tidak hanya manusia, tetapi juga agen otomatis, proses AI, dan interaksi antarmesin untuk mencegah privilege escalation berskala besar.
Postur Keamanan Terpadu: "Konfigurasi statis dan penilaian berkala tidak dapat mengimbangi [serangan] yang mengotomatisasikan pengintaian dan pemerasan hanya dalam hitungan menit," jelas Edwin Lim, Country Director, Fortinet Indonesia. Organisasi membutuhkan postur keamanan terpadu yang menggabungkan intelijen ancaman dan respons waktu nyata yang didukung AI.
Kolaborasi Global dan Pencegahan Masa Depan
Kejahatan siber yang terindustrialisasi juga menuntut respons global terkoordinasi, seperti inisiatif Operation Serengeti 2.0 dari INTERPOL yang didukung Fortinet. Selain itu, FortiGuard Labs menekankan perlunya investasi dalam program pencegahan dan pendidikan yang menargetkan populasi muda agar mengalihkan minat mereka dari kejahatan daring.
Fortinet memproyeksikan pada 2027, kejahatan siber akan beroperasi pada skala yang sebanding dengan industri global yang sah. Untuk bertahan, organisasi harus mampu menyatukan intelijen, otomatisasi, dan keahlian manusia dalam satu sistem responsif.
Anda mungkin suka:Spesifikasi Motorola Moto G57 Power 5G Terbaru Bertenaga Snapdragon 6s Gen 4 dan Baterai 7000mAh




Posting Komentar