eCWbXBoqKVlcyXUNIzJr7wbcnJRa7fysuT0ds4TB
Bookmark

Laporan IAS: Penipuan Iklan Meningkat, Optimasi Lindungi Anggaran dan Performa

Laporan IAS: Penipuan Iklan Meningkat, Optimasi Lindungi Anggaran dan Performa - Integral Ad Science (IAS) merilis Media Quality Report (MQR) edisi ke-20 dengan wawasan penting tentang tren periklanan digital di seluruh dunia. Laporan ini mengungkapkan lonjakan 15 kali lipat dalam penipuan iklan pada kampanye yang tidak memiliki perlindungan pre-bid, serta viewability video desktop mencapai rekor tertinggi 83,9%, mencerminkan meningkatnya konsumsi media berbasis video.

Penipuan iklan dalam kampanye tanpa strategi mitigasi meningkat 19% secara tahunan, mencapai 10,9% di akhir 2024, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Sebaliknya, kampanye yang menerapkan teknologi anti-fraud berhasil menekan tingkat penipuan hingga 0,7%, membuktikan efektivitas strategi optimasi dalam melindungi anggaran iklan.

Laporan IAS: Penipuan Iklan Meningkat, Optimasi Lindungi Anggaran dan Performa


Bahasa Ofensif dan Ujaran Kebencian di Ekosistem Open Web

Meski risiko brand secara global menurun hingga 1,5% – angka terendah sepanjang sejarah, tren konten berbahaya mulai berubah. Konten dengan bahasa ofensif dan ujaran kebencian meningkat hingga 72% secara tahunan, menunjukkan tantangan baru bagi pengiklan dalam menjaga reputasi brand mereka.

Baca juga:Realme GT 7T Diluncurkan, Andalkan Dimensity 8400 Max dengan baterai 7000mAh

Viewability Global Stabil, Video Desktop Naik Tajam

Setelah bertahun-tahun mengalami peningkatan, viewability global hanya naik 1,6% di 2024. Namun, viewability video desktop melonjak 5,4% hingga mencapai rekor 83,9%, mengindikasikan bahwa konsumsi video digital terus berkembang. Dengan tren ini, pengiklan mulai beralih ke metrik attention sebagai indikator efektivitas kampanye.

Sorotan Asia Pasifik dan Indonesia

Di Asia Pasifik, viewability desktop video meningkat tajam dari 69,2% (2023) ke 88,9% (2024), di atas rata-rata global. Sementara itu, Indonesia mencatat salah satu tingkat penipuan iklan terendah secara global, dengan kampanye desktop display yang dioptimalkan hanya mencatat 0,6% fraud, dan mobile web lebih rendah lagi di 0,1%.

Indonesia juga unggul dalam time-in-view, dengan 31,13 detik untuk desktop display dan 26,49 detik untuk mobile web, jauh melampaui rata-rata global.

Namun, risiko brand terkait konten kekerasan di Indonesia meningkat tajam hingga 62,2%, mengingat berbagai momen politik dan budaya yang perlu diwaspadai. Pengiklan disarankan memanfaatkan tools brand suitability guna meminimalisir risiko.

Dengan edisi ke-20 ini, MQR tetap menjadi tolok ukur utama bagi industri periklanan digital. Seiring dengan pesatnya inovasi AI dan perubahan pola konsumsi media, wawasan ini menjadi kunci bagi pengiklan dan penerbit dalam mengoptimalkan strategi mereka serta mencapai performa unggul di lanskap yang terus berkembang.

Anda mungkin suka:Monitor Acer XV242F, Andalkan Performa Visual Tinggi untuk Gamer dan Profesional
Posting Komentar

Posting Komentar